Tim arkeologi bawah air dari Pusat Arkeologi Yogyakarta telah menemukan gerabah kuno diyakini berasal dari abad ke-13 Dinasti Ming di Cina, yang tersebar di dasar laut timur laut dari Pulau Genting, dalam rantai kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara, Jawa Tengah .
Pemimpin tim Priyatno Hadi Sulistyarto,, mengatakan di Karimunjawam bahwa temuan menunjukkan daerah adalah rute perdagangan kuno .
Eksplorasi arkeologi bawah laut adalah yang pertama dari jenisnya di Indonesia .
Fragmen keramik digambarkan motif putih dan biru bunga dan binatang . Item gerabah yang diproduksi secara massal. Selain itu, bagian bawah mangkuk dan piring kasar dan tertanam dengan pasir. Semua dari mereka menunjukkan ciri-ciri khusus biasanya ditemukan pada gerabah dari dinasti Ming.
Tiga arkeolog lainnya , Riris Purbasari , Muhamad Junawan dan Denny Wahyu Hidayat , yang
dari Jawa Kuno Tengah Remains Pusat Preservasi ( BP3 ) dan dua siswa , Adyanti Putri Ariadi dan Camella Sukma Dara , berasal dari departemen arkeologi dari Ilmu Budaya
Fakultas di Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta .
Ada juga penyelam bersertifikat dari tim diving dipimpin oleh Taufik Rahman Arif busiman , dive master dari Asosiasi Diving Olahraga Indonesia .
Tim arkeologi bawah air telah mencari kapal karam awalnya pada kedalaman antara 30 dan 50 meter di sekitar pulau Genting, namun karena angin tenggara memicu gelombang tinggi 2 meter, mereka mengalami kesulitan menemukan kapal karam. Mereka melakukan tiga penyelaman, tetapi gagal untuk menemukan reruntuhan.
Selain tersembunyi di 10 meter, kondisi itu sangat gelap di kedalaman lebih dari 30 meter. Berdasarkan laporan dari nelayan setempat yang mengatakan mereka telah menemukan item, seperti kendi tanah liat, mangkuk keramik dan patung Buddha tanpa kepala.
Hal ini menunjukkan pada zaman dulu wilayah perairan Karimunjawa digunakan sebagai jalur perdagangan oleh bangsa cina. Selain itu hal ini juga berarti bahwa Karimunjawa kaya akan berbagai fragmen arkeolog yang sangat berharga.